Cinta adalah keterpenuhan;
suatu ambivalensi dan ambiguitas refleksi rasa positif (jatuh cinta, senang, dsb)
dan refleksi rasa negatif (marah, sedih, dsb).
Seorang manusia yang benar-benar mampu mencintai akan lebih mengharapkan
suatu keterpenuhan rasa,
dibandingkan perasaan positif yang mutlak tanpa henti. Seorang manusia yang benar-benar mampu
mencintai, dianalogikan sebagai kemampuan dirinya untuk menangis sambil tertawa, dan tertawa sambil menangis...